http://medan.tribunnews.com/2013/08/18/siapa-bilang-busana-jadul-tak-bisa-modis-ini-buktinya
Minggu, 18 Agustus 2013 11:05 WIB
TRIBUNJOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
Sejumah
anggota dari Paguyuban Onthel Djokjakarta (Podjok) dan komunitas
reenactor Babad Bandayuda Yogyakarta berpakaian tempo dulu saat
mengikuti upacara bendera di halaman Museum Pusat TNI AD Dharma
Wiratama, Kota Yogyakarta, Sabtu (17/8/2013).
TRIBUN-MEDAN.com, YOGYAKARTA - Busana jadul (jaman dulu) tak selalu identik dengan kesan ketinggalan mode atau ketinggalan zaman.
Untuk model-model tertentu, tetap saja mencitrakan kesan modis dan cantik untuk para pemakainya.
Tengok saka ketika sejumah anggota dari Paguyuban Onthel Djokjakarta (Podjok) dan komunitas reenactor Babad Bandayuda Yogyakarta bergaya bak peragawan dan peragawati usai mengikuti upacara bendera di halaman Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama, Kota Yogyakarta, Sabtu (17/8/2013).
Dengan busana jadul era perjuangan tahun 1945 itu, mereka juga berkesan modis dan cantik. Apalagi mereka pintar memadupadankan antara bawahan batik dengan model busana atasan berwarna gelap cenderung polos.
Jadi, yang jadul tetap bisa modis. Karena trend mode selalu berubah-ubah, dan model lama bisa mengorbit lagi pada zaman yang akan datang ketika trend mengalami kejenuhan.
Untuk model-model tertentu, tetap saja mencitrakan kesan modis dan cantik untuk para pemakainya.
Tengok saka ketika sejumah anggota dari Paguyuban Onthel Djokjakarta (Podjok) dan komunitas reenactor Babad Bandayuda Yogyakarta bergaya bak peragawan dan peragawati usai mengikuti upacara bendera di halaman Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama, Kota Yogyakarta, Sabtu (17/8/2013).
Dengan busana jadul era perjuangan tahun 1945 itu, mereka juga berkesan modis dan cantik. Apalagi mereka pintar memadupadankan antara bawahan batik dengan model busana atasan berwarna gelap cenderung polos.
Jadi, yang jadul tetap bisa modis. Karena trend mode selalu berubah-ubah, dan model lama bisa mengorbit lagi pada zaman yang akan datang ketika trend mengalami kejenuhan.
Editor: Muhammad Tazli
Sumber: Tribunnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar