Komunitas Babad Bandayuda, 15 September 2013 pukul 6:26
Nama
Indonesia tercetus pada saat jamuan makan malam tepatnya pada tanggal
14 April 1917. Para pelajar Indonesia (dulu Hindia Belanda) yang sedang
berada di Negara Belanda diundang makan malam di Hotel Paulenz, Den
Haag. Mereka adalah Soewardi Soerjaningrat, Abdul Moeis, R.M.A. Soerjo
Poetro, dan kawan-kawan. Mereka tengah gencar-gencarnya memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia lewat perkumpulan pemuda sebangsa di Belanda.
Ketika piring dan sendok garpu berdentingan inilah, Soerjo Poetro (paman
Soewardi Soerjaningrat) yang dikena sebagai penulis handal di Majalah
Hindia Poetra jadi pusat perhatian. Apa pasal? Sebab ucapan beliau
selalu tampil beda. Soerjo berkali-kali menyebut “Indonesia”, padahal
yang lainnya kalau tidak menyebut “IndiĆ«” ya “IndiĆ«rs”. Sejak saat
itulah, para pelajar kita mulai kompak mengganti istilah Hindia Belanda
menjadi Indonesia. Setahun kemudian, 12 Januari 1918, sebuah organisasi
pelajar, untuk pertama kalinya memakai nama Indonesia. Namanya
Indonesische Verbond van Studeerenden ( Serikat Pelajar Indonesia).
Lalu
darimanakah nama itu didapat? Menurut M. Hatta, nama Indonesia sudah
disebut oleh sarjana asal Jerman, Bastian, pada tahun 1884. G.R. Logan,
seorang etnolog Inggris juga sudah menyebut nama Indonesia pada tahun
1850. Waktu itu ia menulis buku mengenai bangsa yang tinggal di
kepulauan penghasil rempah-rempah. Saat itu orang Eropa memang banyak
yang mengartikan “daerah penghasil rempah di timur” dengan kata India.
Nah, Logan menggabungkan kata “India” dengan “Nesos” yang berarti
kepulauan.
India + Nesos jadilah Indonesia.
-wahyu wiguno-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar